Tulisan ini adalah tanggapan sederhana atas tulisan di situs ini yang berjudul Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ?. Untuk memenuhi permintaan saudara Gura dalam tulisan saya yang lalu. Tulisan yang bercetak miring adalah tulisan di situs tersebut. Sebelumnya perlu diingatkan bahwa apa yang penulis(saya) sampaikan adalah bersumber dari apa yang penulis baca dari sumber-sumber Syiah sendiri.
Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah
Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar
dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan
Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan Madzhab Maliki.Karenanya dengan
adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar
perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka
berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan
pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan
Sunni tidak dilakukan ?.
Penulis(saya) menjawab benar perbedaan Sunni dan Syiah memang
tidak sebatas Furu’iyah tetapi juga berkaitan dengan masalah Ushulli. Tetapi
tetap saja Syiah adalah Islam(lihat tulisan ini). Kita akan lihat nanti. Tidak ada masalah
dengan pendekatan Sunni dan Syiah karena tidak semuanya berbeda, terdapat cukup
banyak persamaan antara Sunni dan Syiah.
Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan
minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah
(Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang
mereka ketahui. Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan
hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan
berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya
Jawaban saya, kata-kata ini juga bisa ditujukan pada penulis itu
sendiri, minimnya pengetahuan dia tentang Syiah kecuali yang di dapat dari
Syaikh-syaikhnya. Kemudian berbicara seperti orang yang sok tahu segalanya. Dan
berkomentar sebelum memahami persoalan sebenarnya.
Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari
tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah
seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab Syafi’i. Padahal
perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah
Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping
dalam Furuu’ juga dalam Ushuul.
Bukankah baik kalau mengenal sesuatu dari sumbernya sendiri
yaitu Ulama Syiah. Kalau si penulis itu menganggap Ulama Syiah Cuma
berpura-pura lalu kenapa dia tidak menganggap Syaikh-Syaikh mereka itu yang
sengaja mendistorsi tentang Syiah. Subjektivitas sangat berperan, anda tentu
tidak akan mendengar hal yang baik tentang Syiah dari Ulama yang membenci dan
mengkafirkan Syiah. Pengetahuan yang berimbang diperlukan jika ingin bersikap
objektif. Sekali lagi perbedaan itu benar tidak sebatas Furu’iyah.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya
juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai
pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda
dengan Al-Qur’an kita(Ahlussunnah).
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Kata-kata yang begitu kurang tepat, yang benar adalah Syiah meyakini
Rukun Iman dan Rukun Islam yang dimiliki Sunni tetapi mereka merumuskannya
dengan cara yang berbeda dan memang terdapat perbedaan tertentu pada Syiah yang
tidak diyakini Sunni.
Kitab Hadis Syiah benar berbeda dengan Kitab Hadis Sunni karena Syiah menerima hadis dari Ahlul Bait as(hal ini ada dasarnya bahkan dalam kitab hadis Sunni lihathadis Tsaqalain) sedangkan Sunni sebagian besar hadisnya dari Sahabat Nabi ra.
sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an kita. Ini adalah kebohongan, yang benar Ulama-Ulama Syiah menyatakan bahwa Al Quran mereka sama dengan Al Quran Sunni. Yang mengatakan bahwa Al Quran Syiah berbeda dengan Al Quran Sunni adalah kaum Syiah Akhbariyah yang bahkan ditentang oleh Ulama-Ulama Syiah. Kaum Akhbariyah ini yang dicap oleh penulis itu sebagai Ulama Syiah. Sudah keliru generalisasi pula. Penafsiran Al Quran yang berlainan bukan masalah, dalam Sunni sendiri perbedaan tersebut banyak terjadi.
Kitab Hadis Syiah benar berbeda dengan Kitab Hadis Sunni karena Syiah menerima hadis dari Ahlul Bait as(hal ini ada dasarnya bahkan dalam kitab hadis Sunni lihathadis Tsaqalain) sedangkan Sunni sebagian besar hadisnya dari Sahabat Nabi ra.
sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an kita. Ini adalah kebohongan, yang benar Ulama-Ulama Syiah menyatakan bahwa Al Quran mereka sama dengan Al Quran Sunni. Yang mengatakan bahwa Al Quran Syiah berbeda dengan Al Quran Sunni adalah kaum Syiah Akhbariyah yang bahkan ditentang oleh Ulama-Ulama Syiah. Kaum Akhbariyah ini yang dicap oleh penulis itu sebagai Ulama Syiah. Sudah keliru generalisasi pula. Penafsiran Al Quran yang berlainan bukan masalah, dalam Sunni sendiri perbedaan tersebut banyak terjadi.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah
mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu
agama tersendiri.
Yang berkata seperti ini adalah Ulama-ulama Salafi, karena
terdapat Ulama Ahlussunah yang mengatakan Syiah itu Islam seperti Syaikh
Saltut, Syaikh Muhammad Al Ghazali, Syaikh Yusuf Qardhawi, dan lain-lain.
Sebenarnya yang populer di kalangan Sunni adalah Syiah itu Islam tetapi
golongan pembid’ah. Cuma Salafi yang dengan ekstremnya menyebut Syiah agama
tersendiri.
Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami
nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan
aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
Saya akan menanggapi satu persatu pernyataan penulis ini
1. Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj
Syiah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj
Syiah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah
Jawaban: Saya tidak tahu apa sumber penukilan penulis ini, yang
jelas Syiah juga meyakini Islam dimulai dengan Syahadat. Jadi sebenarnya Syiah
meyakini semua rukun Islam Sunni hanya saja mereka menambahkan Al Wilayah. Yang
ini yang tidak diakui Sunni, tentu perbedaan ini ada dasarnya.
2. Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6 (enam) :
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad
Syiah jelas meyakini atau mengimani semua yang disebutkan dalam
rukun iman Sunni, hanya saja mereka ,merumuskannya dengan cara berbeda seperti
yang penulis itu sampaikan. Rukun iman Syiah selain Imamah mengandung semua
rukun iman Sunni. Perbedaannya Syiah meyakini Imamah dan Sunni tidak, sekali
lagi perbedaan ini ada dasarnya.
3. Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat
Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka
Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka
Ini tidak benar karena syahadat dalam Sunni dan Syiah adalah
sama Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan
Rasulullah. Tidak
mungkinnya pernyataan penulis itu adalah bagaimana dengan mereka orang Islam
pada zaman Rasulullah SAW, zaman Imam Ali, zaman Imam Hasan dan zaman Imam
Husain. Bukankah jelas pada saat itu belum terdapat 12 imam.
4. Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun
iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul
imam-imam, sampai hari kiamat.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syiah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk
rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam
mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir
dan akan masuk neraka
Imam Sunni tidak terbatas karena setiap ulama bisa saja disebut
Imam oleh orang Sunni. Bagi Syiah tidak seperti itu, 12 imam mereka ada
dasarnya sendiri dalam sumber mereka, dan terdapat juga dalam Sumber Sunni tentang 12 khalifah dan Imam dari Quraisy.
Intinya Syiah dan Sunni berbeda pandangan tentang apa yang disebut Imam. Karenanya
membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan. Pernyataan ini hanya sekedar persepsi,
tidak dibenarkan berdasarkan apa, jelas sekali penulis ini tidak memahami
pengertian Imam dalam Syiah.
Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas
imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah
dianggap kafir dan akan masuk neraka. Saya tidak tahu apa dasar penulis itu, yang
saya tahu Ulama Syiah selalu menyebut Sunni sebagai Islam dan saudara mereka.
Anda dapat melihat dalam Al Fushul Al Muhimmah Fi Ta’lif Al
Ummah oleh Ulama
Syiah Syaikh Syarafuddin Al Musawi(terjemahannya Isu-isu Penting Ikhtilaf Sunnah dan Syiah hal 33 yang membuat bab khusus yang
berjudul Keterangan Para Imam Ahlul Bait
Tentang Sahnya Keislaman Ahlussunnah) Atau anda dapat merujuk Al
’Adl Al Ilahykarya Murtadha Muthahhari( terjemahannya Keadilan
Ilahi hal 271-275).
5. Ahlussunnah : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum
Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum
Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).
Pembahasan masalah ini adalah cukup pelik, oleh karenanya saya
akan memaparkan garis besarnya saja. Benar sekali khulafaurrosyidin yang diakui
Sunni adalah seperti yang penulis itu sebutkan. Syiah tidak mengakui 3 khalifah
pertama karena berdasarkan dalil-dalil di sisi mereka Imam Ali ditunjuk sebagai
khalifah pengganti Rasulullah SAW. Pernyataan (padahal Imam Ali sendiri membai’at
dan mengakui kekhalifahan mereka), disini lagi-lagi terjadi
perbedaan. Sunni berdasarkan sumber mereka menganggap Imam Ali berbaiat dengan
sukarela. Tetapi Syiah berdasarkan sumber mereka menganggap Imam Ali berbaiat
dengan terpaksa. Hal yang patut diperhitungkan adalah Syiah juga memakai sumber
Sunni untuk membuktikan anggapan ini, diantaranya hadis dan sirah yang
menyatakan keterlambatan baiat Imam Ali kepada khalifah Abu Bakar yaitu setelah
6 bulan. Sekali lagi perbedaan ini memiliki dasar masing-masing di kedua belah
pihak baik Sunni dan Syiah, jika ingin bersikap objektif tentu harus
membahasnya secara berimbang dan tidak berat sebelah. Perbedaan masalah
khalifah ini juga tidak perlu dikaitkan dengan Islam atau tidak, bukankah
masalah khalifah ini jelas tidak termasuk dalam rukun iman dan rukun islam
Sunni yang disebutkan oleh penulis itu. Oleh karenanyajika Syiah berbeda dalam hal ini maka
itu tidak menunjukkan Syiah keluar dari Islam.
Sebelum mengakhiri bagian pertama ini, ada yang perlu
diperjelas. Syiah meyakini rukun iman dan rukun islam Sunni hanya saja Syiah
berbeda merumuskannya. Oleh karenanya dalam pandangan Sunni, Syiah
itu Islam. Syiah meyakini Imamah yang merupakan masalah Ushulli
dalam rukun Iman Syiah. Sunni tidak meyakini hal ini. Dalam pandangan Syiah, Sunni
tetap sah keislamannya berdasarkan
keterangan dari para Imam Ahlul Bait . Anda dapat merujuk ke sumber yang saya
sebutkan.Bersambung , Salam
damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar